...............
Problem
kesehatan
Problem
kesehatan pun selalu dialami ular, baik yang masih muda maupun yang sudah tua.
Problem kesehatan bagi ular ini dapat berupa penyakit bukan karena parasit
maupun penyakit karena parasit.
a.
Muntah
Muntah
atau regurgitasi sering dialami ular peliharaan. Penyebabnya antara lain
pemelihara terlalu cepat memindahkan ular begitu selesai memangsa makanannya,
suhu lingkungan dingin (kurang dari 23° C, atau mengalami gangguan pencernaan.
Kalau penyebabnya terlalu cepat dipindahkan, biasanya muntahannya masih utuh
dan tidak berbau. Sementara kalau penyebabnya suhu lingkungan dan gangguan
pencernaan (penyumbatan) maka biasanya muntahannya sudah sedikit dicerna dan
berbau.
Mengatasi
problem tersebut dapat dengan membiarkan ular tenang setelah makan, memberikan
kehangatan pada kandang, atau berkonsultasi dengan dokter hewan.
b.
Susah buang air besar
Sulit
buang air besar (konstipasi) pada ular disebabkan oleh kebiasaan menelan mangsa
secara utuh atau suhu lingkungan yang menurun. Mangsa utuh memiliki bahan yang
sulit dicerna seperti bulu, kulit, atau tulang sehingga dapat menyumbat usus.
Untuk
mengatasinya, ular dicelupkan dalam air hangat 20—30 menit sehari selama 1—2
hari. Bila disebabkan oleh mangsanya, upaya pertolongannya dapat
dikonsultasikan dengan dokter hewan.
c.
Batu dalam kloaka
Dehidrasi
ini dapat menyebabkan air kencing mengering yang adakalanya meninggalkan
endapan berupa batu asam urat dalam kloaka. Mengatasi hal ini hanya dapat
dilakukan oleh dokter hewan.
d.
Prolapsus kloaka
Prolapsus
kloaka merupakan kloaka yang menyembul ke luar. Penyebabnya antara lain ular
sering mengejan, serangan parasit, batu dalam kloaka, atau telurnya besar dan
banyak saat bertelur. Untuk mengatasinya sebaiknya Anda perlu berkonsultasi
dengan dokter hewan.
e.
Luka bakar
Luka
bakar terjadi karena ular menyentuh lampu pemanas. Untuk itu suhu lingkungan
harus tetap stabil antara 23—28° C. Alat pemanasnya harus diberongsong dengan
bahan yang bukan penghantar panas. Luka diobati dengan Betadine skin lotion 1%
dan suntikan antibiotika Ampicilin (20 mg/kg) atau Enrofloxacin (5 mg/kg).
Suntikan diberikan sehari sekali selama 5—7 hari berturut-turut.
f.
Luka lecet
Luka
lecet (vulnus) sering terdapat pada sekitar mata dan mulut ular. Luka-luka ini
timbul karena perlawanan mangsa hidup atau bahan kandang yang kasar dan tajam.
Luka dapat dicuci dengan larutan antibotika Rivanol atau Betadin skin lotion
1%. Setelah dibersihkan, dioleskan salep berupa campuran antibiotika dan sulfa.
g.
Tumor dan kanker
Ular
dapat menderita tumor yang merupakan pertumbuhan tidak normal dari sel-sel
tertentu, tetapi jinak. Sementara tumor ganas disebut kanker. Adanya tumor atau
kanker hanya dapat diketahui saat autopsi ular mati. Kanker pada ular umumnya
kanker organ dalam dan kanker darah, Hingga saat ini, obatnya belum ada.
h.
Mulut busuk
Luka
dalam mulut dapat menyebabkan mulut busuk karena merupakan pintu masuk kuman
pembusuk. Gejalanya ialah keluar air liur serta gigi, gusi, dan bibir menjadi
merah hingga berdarah. Bila tidak diobati, di sekitar pangkal gigi terbentuk
nanah yang akan menyebabkan tanggalnya gigi.
Diagnosis
dan pengobatannya hanya dapat dilakukan oleh dokter hewan. Pengobatan tersebut
dimulai dengan pemberian suntikan vitamin A, B kompleks, dan C serta
antibiotika. Selain itu, luka dapat diolesi antibiotika atau antiseptika.
Pemberian makanan cair buatan atau bubur bayi pun perlu dilakukan melalui
selang karet (ukuran 20—50 ml) ke dalam mulutnya.
i.
Penyakit mata
Infeksi
mata ringan diobati dengan asam borik, lalu ditetesi obat mata atau salep yang
mengandung antiinflamasi (Prednison) atau antibiotika (Neomisin,
Chloramfenikol, Tetrasiklin). Pemberiannya tiga kali sehari 2—3 tetes selama
5—7 hari. Sementara infeksi berat perlu diberi suntikan antibiotika seperti
Ampisilin (20—50 mg/kg), Amikacine (5 mg/kg setiap 72 jam), Piperacillin (100
mg/kg setiap 48 jam), atau Baytril (5 mg/kg selama 5 hari). Ular pun perlu
suntikan vitamin A (2.000 IU), B kompleks (50 mg), dan C (20 mg) setiap minggu.
j.
Penyakit virus
Virus
dapat menyerang alat pernapasan, pencernaan, reproduksi, dan susunan saraf.
Virus yang sering menyerang ular ialah virus encephalitis (menyerang saraf
otak). Pencegahannya hanya dapat dilakukan melalui karantina ular yang sakit.
Ini disebabkan penyakit ini belum ada vaksin maupun obatnya.
k.
Penyakit jamur
Jamur
yang menyerang tubuh bagian luar disebut dermatomycosis, sedangkan jaringan
dalam tubuh disebut systemic mycosis. Jamur yang menyerang kulit antara
lain Aspergillus (Paecilomyces) dan Trichophyton. Sementara jamur yang
menyerang organ dalam antara lain Aspergillus, Candida, dan Mucor.
Upaya
penyembuhannya sangat sulit dan memerlukan waktu lama. Obat yang dapat dipakai
sebagai obat luar seperti iodium tinctur 2%, larutan Povidone, larutan Lugol,
Ketoconazol, atau Itraconazol. Adapun obat suntikan adalah Amphotericine B.
1.
Amoebiasis
Amoebiasis
merupakan penyakit menular yang menyebabkan kerusakan dinding usus dan hati.
Penyebabnya ialah protozoa amoeba. Gejalanya antara lain nafsu makan hilang
serta feses berlendir, berdarah, dan berbau busuk. Diagnosis hanya dapat
dilakukan di laboratorium kehewanan.
Penyakit
ini dicegah dengan menjaga kebersihan kandang dan peralatan. Pengobatannya
dengan preparat sulfa seperti Sulfaquinoxyline (75 mg/kg) yang diberikan
melalui selang karet ke mulut atau dengan Sulfamethoxydiazone (40—80 mg/kg)
yang disuntikkan sekali sehari selama 4—5 hari. Selain itu, dapat digunakan
kombinasi Trimchoprim dan Sulfadiazine (30 mg/kg) melalui mulut.
sumber :