Rabu, 18 April 2012

PROBLEM KESEHATAN / PENYAKIT YANG UMUM PADA ULAR



...............
Problem kesehatan
Problem kesehatan pun selalu dialami ular, baik yang masih muda maupun yang sudah tua. Problem kesehatan bagi ular ini dapat berupa penyakit bukan karena parasit maupun penyakit karena parasit.
a. Muntah
Muntah atau regurgitasi sering dialami ular peliharaan. Penyebabnya antara lain pemelihara terlalu cepat memindahkan ular begitu selesai memangsa makanannya, suhu lingkungan dingin (kurang dari 23° C, atau mengalami gangguan pencernaan. Kalau penyebabnya terlalu cepat dipindahkan, biasanya muntahannya masih utuh dan tidak berbau. Sementara kalau penyebabnya suhu lingkungan dan gangguan pencernaan (penyumbatan) maka biasanya muntahannya sudah sedikit dicerna dan berbau.
Mengatasi problem tersebut dapat dengan membiarkan ular tenang setelah makan, memberikan kehangatan pada kandang, atau berkonsultasi dengan dokter hewan.
b. Susah buang air besar
Sulit buang air besar (konstipasi) pada ular disebabkan oleh kebiasaan menelan mangsa secara utuh atau suhu lingkungan yang menurun. Mangsa utuh memiliki bahan yang sulit dicerna seperti bulu, kulit, atau tulang sehingga dapat menyumbat usus.
Untuk mengatasinya, ular dicelupkan dalam air hangat 20—30 menit sehari selama 1—2 hari. Bila disebabkan oleh mangsanya, upaya pertolongannya dapat dikonsultasikan dengan dokter hewan.
c. Batu dalam kloaka
Dehidrasi ini dapat menyebabkan air kencing mengering yang adakalanya meninggalkan endapan berupa batu asam urat dalam kloaka. Mengatasi hal ini hanya dapat dilakukan oleh dokter hewan.
d. Prolapsus kloaka
Prolapsus kloaka merupakan kloaka yang menyembul ke luar. Penyebabnya antara lain ular sering mengejan, serangan parasit, batu dalam kloaka, atau telurnya besar dan banyak saat bertelur. Untuk mengatasinya sebaiknya Anda perlu berkonsultasi dengan dokter hewan.
e. Luka bakar
Luka bakar terjadi karena ular menyentuh lampu pemanas. Untuk itu suhu lingkungan harus tetap stabil antara 23—28° C. Alat pemanasnya harus diberongsong dengan bahan yang bukan penghantar panas. Luka diobati dengan Betadine skin lotion 1% dan suntikan antibiotika Ampicilin (20 mg/kg) atau Enrofloxacin (5 mg/kg). Suntikan diberikan sehari sekali selama 5—7 hari berturut-turut.
f. Luka lecet
Luka lecet (vulnus) sering terdapat pada sekitar mata dan mulut ular. Luka-luka ini timbul karena perlawanan mangsa hidup atau bahan kandang yang kasar dan tajam. Luka dapat dicuci dengan larutan antibotika Rivanol atau Betadin skin lotion 1%. Setelah dibersihkan, dioleskan salep berupa campuran antibiotika dan sulfa.
g. Tumor dan kanker
Ular dapat menderita tumor yang merupakan pertumbuhan tidak normal dari sel-sel tertentu, tetapi jinak. Sementara tumor ganas disebut kanker. Adanya tumor atau kanker hanya dapat diketahui saat autopsi ular mati. Kanker pada ular umumnya kanker organ dalam dan kanker darah, Hingga saat ini, obatnya belum ada.
h. Mulut busuk
Luka dalam mulut dapat menyebabkan mulut busuk karena merupakan pintu masuk kuman pembusuk. Gejalanya ialah keluar air liur serta gigi, gusi, dan bibir menjadi merah hingga berdarah. Bila tidak diobati, di sekitar pangkal gigi terbentuk nanah yang akan menyebabkan tanggalnya gigi.
Diagnosis dan pengobatannya hanya dapat dilakukan oleh dokter hewan. Pengobatan tersebut dimulai dengan pemberian suntikan vitamin A, B kompleks, dan C serta antibiotika. Selain itu, luka dapat diolesi antibiotika atau antiseptika. Pemberian makanan cair buatan atau bubur bayi pun perlu dilakukan melalui selang karet (ukuran 20—50 ml) ke dalam mulutnya.
i. Penyakit mata
Infeksi mata ringan diobati dengan asam borik, lalu ditetesi obat mata atau salep yang mengandung antiinflamasi (Prednison) atau antibiotika (Neomisin, Chloramfenikol, Tetrasiklin). Pemberiannya tiga kali sehari 2—3 tetes selama 5—7 hari. Sementara infeksi berat perlu diberi suntikan antibiotika seperti Ampisilin (20—50 mg/kg), Amikacine (5 mg/kg setiap 72 jam), Piperacillin (100 mg/kg setiap 48 jam), atau Baytril (5 mg/kg selama 5 hari). Ular pun perlu suntikan vitamin A (2.000 IU), B kompleks (50 mg), dan C (20 mg) setiap minggu.
j. Penyakit virus
Virus dapat menyerang alat pernapasan, pencernaan, reproduksi, dan susunan saraf. Virus yang sering menyerang ular ialah virus encephalitis (menyerang saraf otak). Pencegahannya hanya dapat dilakukan melalui karantina ular yang sakit. Ini disebabkan penyakit ini belum ada vaksin maupun obatnya.
k. Penyakit jamur
Jamur yang menyerang tubuh bagian luar disebut dermatomycosis, sedangkan jaringan dalam tubuh disebut systemic mycosis. Jamur yang menyerang kulit antara lain Aspergillus (Paecilomyces) dan Trichophyton. Sementara jamur yang menyerang organ dalam antara lain Aspergillus, Candida, dan Mucor.
Upaya penyembuhannya sangat sulit dan memerlukan waktu lama. Obat yang dapat dipakai sebagai obat luar seperti iodium tinctur 2%, larutan Povidone, larutan Lugol, Ketoconazol, atau Itraconazol. Adapun obat suntikan adalah Amphotericine B.
1. Amoebiasis
Amoebiasis merupakan penyakit menular yang menyebabkan kerusakan dinding usus dan hati. Penyebabnya ialah protozoa amoeba. Gejalanya antara lain nafsu makan hilang serta feses berlendir, berdarah, dan berbau busuk. Diagnosis hanya dapat dilakukan di laboratorium kehewanan.
Penyakit ini dicegah dengan menjaga kebersihan kandang dan peralatan. Pengobatannya dengan preparat sulfa seperti Sulfaquinoxyline (75 mg/kg) yang diberikan melalui selang karet ke mulut atau dengan Sulfamethoxydiazone (40—80 mg/kg) yang disuntikkan sekali sehari selama 4—5 hari. Selain itu, dapat digunakan kombinasi Trimchoprim dan Sulfadiazine (30 mg/kg) melalui mulut.

sumber :