Rabu, 18 April 2012

PENGEMBANG BIAKAN PADA ULAR




Membiakkan Ular
Yang perlu diperhatikan:
  • - jenis kelamin ular sulit ditentukan
  • - ular dapat melahirkan anak ataupun menetaskan telur tergantung jenisnya
Bentuk, ukuran, warna, dan sebagainya dari ular tidak berbeda sehingga sulit menentukan jantan dan betinannya. Hal ini hanya dapat ditentukan oleh orang yang sudah ahli dan berpengalaman. Untuk keperluan ini, gunakan tongkat kayu kecil yang tumpul dengan cara ditekankan ke bagian kloaka ular yang panjangnya kurang dari 45 cm. Bila ada tonjolan di dalamnya maka ular tersebut berkelamin jantan. Tonjolan ini merupakan penis (alat kelamin jantan). Walaupun demikian, ada beberapa jenis ular yang betinanya pun mempunyai tonjolan walaupun berukuran kecil. Sementara ular yang panjangnya lebih dari 45 cm dapat dilakukan dengan penyusupan tongkat halus dan licin ke dalam kloaka yang diarahkan ke arah ekor. Tongkat tersebut akan masuk lebih pada kloaka jantan dibanding betina.
Jenis ular yang melahirkan anak (ovovivipar) antara lain boa konstriktor, garter, dan rattle. Sementara jenis ular yang bertelur (ovipar) antara lain phyton dan ular tikus. Bentuk telur umumnya lonjong panjang dan seakan berbulu seperti buah kiwi. Telur akan menetas menjadi anak ular setelah dierami 60 hari. Baik ular ovovivipar maupun ovipar, anak-anaknya dapat hidup sendiri tanpa asuhan induknya.
Telur-telur ular dapat ditetaskan secara buatan dengan mesin penetas telur (inkubator). Inkubator yang digunakan untuk ular tidaklah sama seperti untuk unggas. Inkubator ular berupa kotak kayu berlampu listrik. Suhu kotak dipcrtahankan antara 25—27° C dan kelembapannya 75—85%. Agar diketahui suhunya, kotak perlu dilengkapi dengan termometer. Adapun kelembapannya dapat dipenuhi dengan cara pemberian spons atau handuk yang selalu basah.
Setelah kotak inkobator disiapkan, telur dapat diletakkan secara hati-hati di atas hancuran kertas koran. Perlu diingat, suhu dan kelembapan kotak inkubator harus terus dikontrol hingga saat menetas. Kelembapan terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur atau kapang sehingga dapat membunuh telur. Sementara suhu terlalu tinggi dengan kelembapan rendah akan menyebabkan telur menjadi kering dan embrio di dalamnya mati.

sumber :