MODUL 4 : Beberapa hal tentang kura-kura ( bagian 1)
MODUL 4 T-REC SEMARANG @ GATHERING TGL 25 Maret 2012
Beberapa hal tentang kura-kura ( bagian 1)
-
(ordo) Testudinata (atau Chelonians) ini
khas dan mudah dikenali dengan adanya ‘rumah’ atau batok (bony shell)
yang keras dan kaku.
-
Batok kura-kura ini terdiri dari dua
bagian
-
atas yang menutupi punggung disebut
karapas (carapace)
-
dan bagian bawah (ventral, perut)
disebut plastron.
-
Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal
tiga kelompok hewan yang termasuk bangsa ini, yalah penyu (bahasa
Inggris: sea turtles), labi-labi atau bulus (freshwater
turtles), dan kura-kura (tortoises).
-
Dalam bahasa Inggris, dibedakan lagi
antara kura-kura darat (land tortoises) dan kura-kura air tawar (freshwater
tortoises atau terrapins).
-
Kura-kura hidup di berbagai tempat,
mulai daerah gurun, padang
rumput, hutan, rawa, sungai dan laut. Sebagian
jenisnya hidup sepenuhnya akuatik, baik di air
tawar maupun di lautan.
-
Kura-kura ada yang bersifat pemakan
tumbuhan (herbivora), pemakan
daging (karnivora) atau campuran
(omnivora).
-
Kura-kura tidak memiliki gigi. Akan tetapi perkerasan
tulang di moncong kura-kura sanggup memotong apa saja yang menjadi makanannya.
-
Kura-kura berbiak dengan bertelur
(ovipar).
-
Sejumlah beberapa butir (pada kura-kura
darat) hingga lebih dari seratus butir telur (pada beberapa jenis penyu)
diletakkan setiap kali bertelur, biasanya pada lubang pasir di tepi sungai atau
laut, untuk kemudian ditimbun dan dibiarkan menetas dengan bantuan panas
matahari.
-
Jenis kelamin anak kura-kura yang bakal
lahir salah satunya ditentukan oleh suhu pasir tempat telur-telur itu
tersimpan.
-
Pada kebanyakan jenis kura-kura, suhu
di atas rata-rata kebiasaan akan menghasilkan hewan betina. Dan sebaliknya,
suhu di bawah rata-rata cenderung menghasilkan banyak hewan jantan.
-
Di
habitat aslinya, kura-kura air menjalani proses hibernasi (“tidur” dalam jangka
panjang) sebagai antisipasi dari adanya musim yang ekstrim, yaitu dengan
merendamkan dirinya dalam lumpur selama kondisi ekstrim.
-
Lain
halnya dengan kura-kura air yang dipelihara dalam kandang, hibernasi tidak
pernah dilakukan karena tidak ada lagi musim yang ekstrim.
-
Yang perlu
diperhatikan:
- - hindari pemakaian bahan kandang yang kasar dan beracun
- - lengkapi kandang dengan kolam
- - hindari pemakaian air yang sudah tercemar bahan beracun
-
Kandang
harus dilengkapi dengan kolam seluas duapertiga luas kandang dan sepertiganya
daratan.
-
Daratan
ini perlu dilengkapi dengan batu-batuan dan tanaman hijau sebagai tempat
persembunyiannya. Bahkan kandang dapat dilengkapi “pantai berpasir” kalau
pemeliharaannya ditujukan untuk perkembangbiakan.
-
Sementara
kolamnya dilengkapi kayu yang dapat mengapung agar kura-kura kecil dapat
beristirahat di atasnya atau bersembunyi di sisinya.
-
Sebagai
hewan peliharaan, kura-kura dapat menderita malnutrisi karena umumnya hobiis
kurang memperhatikan jenis dan porsi makanan yang diperlukan.
-
Banyak
yang mengira kura-kura hanya makan tumbuhan, padahal ia pun makan daging.
-
Memang
kura-kura dewasa hanya makan daging saja, sedangkan kura-kura muda memakan
tumbuhan dan daging. Perubahan perilaku makan ini terjadi setelah usia 2 tahun.
-
Pemberian makanan tergantung besar
dan umur kura-kura air. kura-kura muda biasanya diberi makan sekali setiap
hari, sedangkan kura-kura dewasa (tua) cukup diberi makan 2—3 kali seminggu.
-
Makanan anjing atau kucing yang
kering terutama berbahan atau beraroma ikan sangat baik diberikan karena
kandungan zat nutrisinya lengkap. Apalagi makanan tersebut tidak berbau,
bersih, awet disimpan, serta feses dan urine yang dihasilkan sedikit.
-
Terkadang makanan segar yang
diberikan tidak selalu mengandung zat gizi berimbang. Agar gizinya berimbang,
kura-kura dapat diberi makanan tambahan berupa tablet mineral dan vitamin,
terutama kalsium, fosfor, dan vitamin D.
-
Yang perlu
diperhatikan:
-
-
derajat keasaman air yang baik adalah pH 6—6,5
-
-
kontrol terus kondisi tubuh kura-kura agar tetap sehat
-
Untuk memperoleh kondisi pH air yang
baik, ke dalam air kolam dapat ditambahkan sedikit vinegars (minuman asam),
baik bening maupun kecokelatan, dan garam non-yodium (satu sendok makan). Cara
ini untuk mencegah dan membatasi berkembangnya mikroorganisme patogen.
-
Pengosongan dan pembersihan kolam
atau akuarium perlu dilakukan sebulan sekali, terutama kolam atau akuarium
kecil. Pembersihan total kolam yang luas dapat dilakukan 3—6 bulan sekali.
-
Suhu lingkungan dan suhu air
diusahakan mendekati habitat aslinya. Suhu optimum bagi kura-kura adalah 22—27″
C. Suhu lingkungan rendah menyebabkan kura-kura hilang nafsu makan dan malas
bergerak. Untuk mencapai kondisi suhu optimum, sebaiknya kandang diberi lampu
listrik atau alat pemanas.